Retakan pada dinding adalah masalah umum yang sering dihadapi siapa saja, baik pemilik rumah, pekerja bangunan, maupun pengelola gedung. Entah itu bangunan baru atau lama, retakan pada dinding, terlebih dinding rumah bisa jadi bikin khawatir. Selain merusak tampilan, retakan ini juga bisa menjadi tanda adanya masalah lebih serius pada struktur bangunan. Jadi, sangat penting untuk tahu mengapa retakan muncul, bagaimana cara memperbaikinya, dan apa yang bisa kita lakukan agar retakan tidak muncul lagi di kemudian hari.
Kenapa bisa muncul retakan pada dinding rumah?
Sebelum kita pelajari cara memperbaiki retakan pada dinding, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu penyebab retakan dinding.
1. Pergerakan Struktural Bangunan Rumah
Salah satu alasan retakan dinding rumah yang paling parah adalah karena pergerakan dari bangunan itu sendiri. Retakan ini bisa muncul karena pondasi rumah yang bergeser akibat tanah terkikis, kerusakan pondasi akibat resapan air, atau penurunan alami bangunan rumah seiring waktu. Retakan seperti ini biasanya lebih lebar dan lebih berbahaya, jadi harus segera ditangani.
2. Terlalu Banyak Kelembaban dan Dampak Cuaca
Ketika material bangunan terkena air yang meresap atau udara yang terlalu lembap, serta perubahan suhu ekstrem, material bangunan tersebut bisa mengembang dan menyusut. Pergerakan ini akhirnya memicu munculnya retakan. Di negara kita, Indonesia, yang banyak mengalami musim hujan, masalah ini sangat sering terjadi. Faktor kelembaban dan cuaca ini biasanya muncul di sekitar jendela, langit-langit ruangan, atau di dinding bagian luar rumah.
3. Praktik Konstruksi yang Buruk
Kalau bahan yang dipakai kualitasnya jelek, waktu pengeringannya kurang lama, atau penempatan sambungan tidak pas saat membangun, maka faktor-faktor ini dapat menyebabkan kemunculan retakan pada dinding. Selain itu, penyusunan yang tidak rata dan kurangnya penguat juga bisa jadi penyebabnya.
Jenis Retakan Dinding, Arti, dan Solusinya
Penting sekali untuk mengenali ciri-ciri dan tampilan retakan dinding. Hal ini adalah langkah pertama untuk membedakan retakan kecil yang tidak berbahaya dari masalah struktural yang serius. Namun, meski tidak semua retakan itu berbahaya, ada yang samar-samar dan tidak terlihat, ada juga yang bisa membahayakan penghuni rumah di kemudian hari.
Berikut adalah jenis retakan dinding yang paling umum, beserta penjelasannya:
Jenis Retakan | Arti retakan | Penyebab retakan | Solusi |
Retakan halus | Retakan yang sangat tipis dan biasanya tidak melebihi lebar 1 milimeter, biasanya terjadi pada papan gipsum dan muncul saat rumah baru dibangun dan masih dalam proses penurunan | Penyusutan, penurunan parsial yang tidak esensial, atau hanya sedikit perubahan suhu, terutama pada kasus lantai beton | Menggunakan dempul atau pengisi retakan untuk pekerjaan perbaikan yang cepat dan mudah. |
Retakan vertikal | Retakan yang memanjang di seluruh dinding dari atas ke bawah dan ditemukan pada permukaan drywall maupun beton. Retakan ini berintensitas sedang, dan perlu dipantau secara teratur untuk mencegahnya berubah menjadi risiko | pengeringan yang konstan atau penurunan kedalaman struktur penopang yang sangat rendah dan terus-menerus | menggunakan sealant fleksibel yang dapat mengikuti sedikit pergerakan struktur |
Retakan horizontal | sering terjadi di ruang bawah tanah atau dinding penahan dan lebih cenderung menunjukkan kerusakan ekstrem yang disebabkan oleh tekanan berlebihan dan berkepanjangan dari tanah dan air di luar. Stabilitas struktural berisiko tinggi dan memerlukan perbaikan segera | Tekanan lateral tanah, air yang meresap, pergerakan dalam sistem struktur. | menyuntikkan lem epoksi untuk menutup retakan dan menopang dinding dengan penopang vertikal. Kami sangat menyarankan Anda meminta kunjungan segera dari seorang insinyur struktural karena mungkin diperlukan perkuatan |
Retakan diagonal | biasanya terjadi miring, paling sering merupakan hasil dari pemasangan jendela, pintu, atau dinding sudut bangunan yang tidak tepat. Ukuran dan tingkat retakan akan menentukan tingkat bahaya dari sedang hingga tinggi. | Alasan utama munculnya retakan semacam itu adalah tanah yang tidak rata di bawah pondasi atau kenaikan suhu yang tidak terkontrol | Mungkin memerlukan bantuan profesional untuk memperbaikinya dan, karenanya, kemungkinan koreksi pada pondasi |
Langkah-Langkah Mencegah Retakan Dinding
Jika Anda pernah bermasalah dengan retakan dinding di rumah, Anda pasti tahu betapa pentingnya mencegah retakan dinding tersebut agar tidak menjadi lebih parah. Berikut adalah beberapa cara dan alat penting dalam renovasi rumah yang bisa membantu dalam menjaga dinding tetap kuat dan awet, serta jauh dari kemungkinan retakan dinding yang berbahaya.
1. Pastikan Kualitas Bahan Konstruksi
Selalu pilih bahan bersertifikat dan tenaga kerja terampil untuk menghindari masalah pondasi. Selain itu, pastikan beton atau plester mengering sepenuhnya untuk mencegah retakan dini.
2. Cegah Bangunan Rumah Untuk Meresap Banyak Air
Supaya kedap air, ada baiknya dinding rumah dilapisi dengan cat yang berfungsi sebagai water repellent. Menerapkan solusi penggunaan cat kedap air ini bisa menghentikan kelembaban melalui permukaan luar. Selain dari luar, ada baiknya juga untuk menggunakan produk pengisi retakan atau crack seal.
3. Lakukan Inspeksi Rutin
Periksa secara teratur area dinding yang rawan retak, terutama jika terjadi perubahan musim atau peristiwa cuaca ekstrem.
4. Gunakan Sistem Drainase yang Baik
Saat terjadi hujan deras, pemilik rumah harus memastikan bahwa air hujan menjauh dari pondasi rumah untuk mencegah intensitas air berlebih dan retakan akibat tekanan. Jika bangunan sudah menggunakan water repellent dan crack seal untuk mengisi retakan, serta sistem drainase yang baik di sekitar bangunan, pemilik rumah dapat secara signifikan mengurangi potensi dan dampak retakan dinding.
Tips Terakhir untuk Pemilik Rumah dan Pekerja Bangunan
Setiap retakan, sekecil apa pun, berbahaya karena memiliki kemampuan untuk membesar seiring berjalannya waktu. Jika Anda menemukan retakan dinding di rumah baru, Anda harus menghubungi kontraktor rumah Anda. Saat melakukan inspeksi rutin pada bangunan rumah Anda, pemeliharaan dinding perlu diberikan prioritas utama. Yang terpenting, langkah preventif harus menjadi tujuan pemilik bangunan, dan seseorang tidak boleh mengabaikan masalah perbaikan, bahkan jika itu hanya retakan kecil di dinding.